Senin, 24 Oktober 2016

perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif

1
PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF
DAN
PENELITIAN KUALITATIF
NAMA KELOMPOK:
1. 14010044049 MARIA KRIS WIDYANTI
2. 14010044056 WIDIYA NANI
3. 14010044064 NINDYA AYU LIBRAYANTI
4. 14010044076 GEOVANI GENOVIVUS SERAN
5. 14010044096 NI PUTU SUWIDHIANTARI
PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2016
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami dalam menyelesaikan tugas makalah matakuliah METODOLOGI PENELITIAN. Dengan materi PERBEDAAN PENELITIAN KUANTTATIF DAN KUALITATIF.
Makalah ini tentunya dapat terselesaikan dikarenakan bantuan beberapa pihak. Sehingga penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terkait mulai dari dosen pengampu matakuliah, staff PLB FIP UNESA dan teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Kami menyusun makalah ini selain untuk memenuhi tugas kuliah juga dengan harapan materi yang disampaikan dalam makalah ini dapat membantu dosen dalam menilai dan para mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai PERBEDAAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF, selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat memberi manfaat setelah penulisan selesai baik saat dipresentasikan maupun sesudahnya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dalam kesempatan berikutnya.
Surabaya, 08 OKTOBER 2016
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
………………………….
1
1. Rumusan Masalah
………………………….
1
2. Tujuan Makalah
………………………….
1
3. Manfaat Makalah
………………………….
1
BAB II Pembahasan
1. Desain Penelitian
A. Desain Penelitian Kuantitatif
B. Desain penelitian Kualitatif
………………………….
………………………….
………………………….
2
2
3
2. Sumber Data Penelitian
A. Pengertian Sumber Data Penelitian
B. Pembagian Sumber Data
………………………….
………………………….
………………………….
3
3
4
3. Pengumpulan Data Penelitian
A. Teknik Pengumpulan Data
B. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
C. Teknik Pengumplan Data Kualitiatif
………………………….
………………………….
………………………….
………………………….
4
4
5
8
4. Analisis Data Penelitian
A. Langkah-langkah Analisis Data
B. Persiapan
C. Tabulasi
D. Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian
………………………….
………………………….
………………………….
………………………….
………………………….
10
11
11
11
12
5. Instrumen Penelitian
A. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif
B. Instrumen Penelitian Untuk Penelitia Kuantitatif
………………………….
………………………….
12
12
4
………………………….
14
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
………………………….
………………………….
16
16
Daftar Pustaka
………………………….
17
Lampiran 1 Tabel perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif
Lampiran 2 Tahapan Penelitian
5
BAB I
PRNDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Ada dua macam penelitian yang sering kita jumpai yatu penetian kualitatf dan penelitian kuantitatif dimana gabungan dari kedua peneltian itu disebut dengan penelitian gabungan. Namun dalam makalah ini akan membahas perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualtatif saja. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, ada beberapa hal yang harus diperhatkan didalamnya karena hal-hal tersebut merupakan bagian penting yang harus ada dlam penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif. Bagian-bagian itu diantaranya adalah desain penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan instrument penelitian. Namun apa perbedaan dari desain, sumber data, teknik pengumpulan data, cara menganaliss data sampai instrument penelitian dalam penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Pengetahuan perbedaan tersebut sangat diperlukan karena hal tersebut dibutuhkan dalam melakukan penelitian. Agar peneliti lebih mudah dalam mendapatkan maupun mengolah data sampai membuat laporan penelitian. Jika tidak diketahui maka yang terjadi adalah akan ada kerancuan didalam sebuah penelitian.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan desain, sumber data, pengumpulan data, analisis data dan instrument penelitian diantara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif?
2. Bagaimana penggunaan desain, sumber data, pengumpulan data, analisis data dan pembuatan instrument sebuah penelitan berdasarkan sifatnya (kuantitatif/ kualitatif)?
3. TUJUAN MAKALAH
1. Menambah wawasan mahasiswa mengenai perbedaan metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif
6
4. MANFAAT MAKALAH
1. Sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa mengenai perbedaan metodologi penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
1. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian (menguji hipotesis) dan mengontrol variabel sekunder. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Definisi lain mengatakan bahwa desain (design) penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar – ancar kegiatan yang akan dilaksanakan.
A. Desain Penelitian Kuantitatif
Pada dasarnya, desain dalam penelitian kuantitatif meliputi penentuan pemilihan subjek dari mana informasi atau data akan diperoleh, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, prosedur yang ditempuh untuk pengumpulan, serta perlakuan yang akan diselenggarakan (khusus untuk penelitian eksperimental). Desain penelitian kuantitatif juga mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing dan pemahaman dari luar (outward). Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan penelitian ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisis dan formula statistik yang akan digunakan. Penelitian ini juga lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan
7
penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya. Berdasarkan desainnya, penelitian kuantitatif dapat diklasifiasikan menjadi tiga:
a. desain deskriptif
b. desain eksperimental
c. desain ex post facto
Masing-masing desain tersebut cocok untuk jenis pertanyaan penelitian atau masalah tertentu, tetapi tidak untuk yang lain.
B. Desain Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif sama seperti kajian kuantitatif yang membutuhkan rencana untuk memilih situs dan partisipan dan untuk menghimpun data. Rencana penelitian kualitatif tidak seperti penelitian kuantitatif , mengacu pada “desain darurat” (emergent design) atau “desain percobaan” (tentative design). Dalam desain tersebut, setiap penambahan keputusan penelitian tergantung pada informasi sebelumnya. Desain darurat, dalam kenyataannya tampak “beredar” atau “berputar” (circular), karena proses sampling yang bertujuan (purposeful sampling), penghimpunan data, dan analisis data parsial dilakukan simultan dan interaktif, bukan langkah-langkah berurutan yang berlainan. Peneliti kualitatif sama berkepentingan terhadap validitas desain seperti penelitian kuantitatif, tetapi metode yang digunakan untuk membangun validitas intern dan validitas eksternnya (jauh) berbeda.
Desain penelitian kualitatif pada umumnya tidak mengemukakan hipoteses yang harus dites, tetapi lebih sering berupa pertanyaan penelitian yang lebih mengarahkan pada ketercapaian pegumpulan data secara langsung. Berbeda dengan Desain penelitian kuantitatif yang memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisis dan formula statistik yang akan digunakan.
Tabel 1.1 perbedaan desain metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
KARAKTERISTIK
METODE KUANTITATIF
METODE KUALITATIF
8
A. DESAIN
a. Spesifik, jelas, rinci.
b. Ditentukan sejak awal dengan mantap.
c. Menjadi pegangan langkah demi langkah
a. Umum.
b. Fleksibel.
c. Berkembang dan muncul dalam proses penelitian.
2. SUMBER DATA PENELITIAN
A. PENGERTIAN SUMBER DATA PENELITIAN
Sumber Data Kuantitatif adalah sumber data yang mampu disuguhkan dalam bentuk angka-angka. Sumber data yang demikian akan sangat menguntungkan didalam pekerjaan analisis, karena secara langsung dapat diterapkan metode analisis disamping lebih bersifat objektif.
Sedangkan Sumber Data Kualitatif adalah sumber data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter “abstrak”, misalnya: banyak-sedikit, tinggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, situasi aman-tidak aman, laba-nirlaba.
Agar data tersebut dapat dianalisis dengan metode statistik maka data kualitatif harus ditransformasikan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Agar usaha mentransformasikan nilai tersebut terlepas/bebas dari subyektifitas diperlukan penguasaan bidang ilmu yang bersangkutan.
Contoh: suatu kasus pencurian sepeda motor dikatakan kecil apabila jumlah pencurian antara 1-4 tiap hari, dikatakan besar apabila pencurian antara 5-10 tiap hari.
B. PEMBAGIAN SUMBER DATA
Sumber data penelitian terbagi menjadi dua yaitu:
1. Data Primer. Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
2. Data Sekunder. Merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan data-data yang telah ada, selanjutnya dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. data ini didapat dari sumber ke dua atau melalui perantaraan orang.
3. PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan Data
9
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
10
Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik.
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.
B. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan padasetting alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dansekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi (Sugiyono, 2012: 193-194)
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
11
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
 Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar.
 Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Saudara terhadap kebijakan-kebijakan Rektor terhadap UKM-
12
UKM yang ada di IAIN Syekh Nurjati Cirebon?dan bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!”.
2. Kuesioner/angket
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008: 77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
1) Prinsip penulisan angket
1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
13
3. Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).
C. TEKNIK PENGUMPLAN DATA KUALITIATIF
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses
14
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara, yaitu:
a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
b) The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.
c) The events, menyusun protokol wawancara.
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali. 2). wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.
15
b. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba dan Lincoln, 1981: 191-193).
Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
 Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
 Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
 Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
c. Dokumentasi
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).
d. Focus Group Discussion
16
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
D. ANALISIS DATA PENELITIAN
Analisis data diperlukan dalam sebuah penelitian untuk membagi atau mengelompokkan data sesuai dengan kriteria dan juga menganilisis hasil-hasil lain dalam data untuk kepentngan data dalam penelitian.
A. Langkah-langkah Analisis Data
Dalam menganalisis data secara garis besar ada tiga langkah yang harus dilakukan diantaranya yaitu:
1. Persiapan
2. Tabulasi
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
B. Persiapan
Sebelum melakukan analisis data harus melakukan persiapan terlebih dahulu, menurut Suharsimi:2013 persiapan yang harus dilakukan adalah:
1. mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.
2. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument pengumpulan data termasuk kelengkapan instrument nya.
3. Mengecek macam isian data. Jika dalam instrument termuat sebuah atau beberapa item yang isinya tidak sesuai dengan kehendak peneliti,, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variable pokok, maka item perlu di drop.
Yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah menyortir data sedemikian rupa sehingga yang tertinggal hanyalah data yang terpakai.
C. Tabulasi
G.E.R Burroughas (Suharsimi:2013) mengemukakan klasifikasi analisis data sebagai berikut:
1. tabulasi data
17
2. penyimpulan data
3. anailisis data untuk tujuan testing hipotesis
4. analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan
Kegiatan lainnya dalam tabulasi data adalah:
1. melakukan scoring(pemberian skor) terhadap item-tem yang perlu diberi skor. Misalnya angket berbentuk pilihan ganda, rating scale, dsb.
2. Memberi kode terhadap item-item yang tdak diberi skor
a. Jenis kelamin : laki-laki kode 1
Perempuan kode 0
b. Tingkat Pendidikan:
- Sekolah dasar  kode 1
- Sekolah menengah pertama  kode 2
- Sekolah menengah atas kode 3
- Perguruan tinggi kode 4
c. Banyaknya penataran yang pernah diikuti dikelompokkan dan diberi kode atas:
- Mengikuti lebih dari 10 kali kode 1
- Mengkuti antara 1-9 kali kode 2
- Tidak pernah mengikuti penataran kode 0
3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik analisis yang akan digunakan
Contohnya:
- Data interval diubah menjad data ordinal dengan membuat tingkatan
- Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
4. Memberi kode (coding) dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer, pengolah memberikan kode pada semua variable, lalu menentukan tempatnya dalam coding sheet (coding form), dalam kolom berapa dan baris keberapa.
D. Penerapan Data Sesuai dengan Pendekatan Penelitian
Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan yang ada , sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Data yang diterapkan dalam perhitungan adalah data yang disesuaikan dengan jens data, yaitu diskrit, ordinal, interval, dan ratio. Pemilihan terhadap rumus yang digunakan bsa diseuaikan dengan jenis data atau menentukan pendekatan/rumus kemudian mengubah data yang ada, dengan kata lain dapat disesuaikan dengan rumus yang sudah dipilih.
Untuk mempermudah dalam menguraikan data ada 4 permasalahan yang harus diperhatikan:
1. problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena
18
2. problema komparasi, yaitu problema yang memiliki tujuan untuk membandingkan dua fenomena atau lebih
3. problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena yang kedudukannya sejajar (bukan merupakan sebab-akibat)
4. problema untuk melihat pengaruh suatu treatment atau ingin melihat hubungan aantara varabel bebas dengan variable terikat.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya- (Sugiono,2009:305). Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306). Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian, 2. peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus, 3. tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia,
19
4. suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita, 5. peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika, 6. hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009: 308). Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping memiliki kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara lain: 1. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif. 2. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada variabel-variabel tertentu saja. 3. Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi (tacit) di dalam masyarakat. Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah 1. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika
20
tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan pikiran-pikirannya sendiri. 2. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan "lantaran pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis". 3. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.
D. Instrumen Penelitian Untuk Penelitia Kuantitatif Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu. Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daptar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik
21
intervieu atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya. Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam metode peelitian terdapat beberapa desain yang secara umum sama namun menurut penggunaannya dalam metode kuantitatif atau kualitatif desain
22
harus disesuaikan. Dengan begitu sumber data yang akan digunakan juga akan terpengaruh, walaupun pada umumnya sama tetapi penentuan sumber data harus disesuaikan dengan bentuk penelitian pakah kuantitatf atau kualitatif. Dan dalam mengumpulan data umumnya sama. Data dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan data. Selanjutnya analisis data yang berperan untuk menganilisis hasil dari pengumpulan data yang telah didapatkan sebelumnya. Analisis berfungsi untuk mengecek kesesuaian data. Dimana dalam nalisis terbagi 3 proses pokok mulai dari persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Walaupun dalam pembahasan lain menggunakan Bahasa yang berbeda.
Kemudian yang tidak kalah penting adalah instrument data dimana antara penelitian kuantitatif dan kualitatf berbeda. Dalam penelitian kuanttatif instrument sudah disiapkan dan pasti sedangkan untuk kualitatf berdasarkan keadaan sehingga bisa berubah.
2. SARAN
Sebelum melakukan penelitian sangat perlu untuk menentukan metode penelitiannya. Metode disesuaikan dengan hal yang ingin diteliti sehingga untuk langkah selanjutnya lebih mudah. Mulai dari pembentukan desain penelitian, penentuan sumber data, cara mengumpulkan data, cara menganlisis data dan membuat instrument penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi . 2013 Prosedur Penelitian . Yogyakarta. Rineka Cipta
23
(Online),(http://eprints.undip.ac.id/40789/3/BAB_III_METODE.pdf,diakses 26 September 2016)
Ghufron, Anik . 2008 . Metodologi Penelitian kualitatif . (online) , (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/HAND%20OUT%20METODE%20PENELITIAN%20KUALITATIF%20.pdf, diakses 26 September 2016)
Hitchcock, S. dkk. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95: The Calm before the Storm, (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.h tml, diakses 12 Juni 1996).
http://adhimaswijaya.wordpress.com/2010/09/22/perbedaan-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/
http://akank-sutha.blogspot.com/2012/03/desain-penelitian.html
http://amin127.wordpress.com/about/mendesain-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/
http://kangmasmadinstaihpare.blogspot.co.id/2012/01/sumber-data-peneltitian.html?m=1
Koyan, I Wayan . Metodologi Penelitian Kualitatif (ppt), (online), (http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/6/1-14.pdf, diakses 26 September 2016)
Sarwono, Jonathan,. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006.
Somantri, Gumilar Rusliwa . 2005 . memahami metode kualitatif . (online), (http://hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/viewFile/122/110 , diakses 26 September 2016)
Suryana . 2010 . Metodologi penelitian : model praktis penelitian kuantitatif dan kualitatif . (online), (http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/196006021986011-SURYANA/FILE__7.pdf ,diakses 26 September 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar