Jumat, 06 Januari 2017

proposal penelitian revisi

Tugas ini memenuhi mata kuliah Metdologi Penelitian dosen pengampu Dr. Yuliyati, M.Pd
Pada bahasan kali ini adalah tentang proposal penelitian, tugas proposal ini adalah dalam rangka latihan untuk membuat proposal penelitian Semoga bermanfaat..!!!





PENGARUH MEDIA BIG BOOK TERHADAP PENGUASAAN
KOSA KATA SISWA AUTIS KELAS 1 DI
SDN INKLUSI LIDAH WETAN II



PROPOSAL PENELITIAN





Oleh
TRIANA DEWI SETYANI
NIM 14010044080




UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2016



Usulan Penelitian oleh    : Triana Dewi Setyani
NIM                                       : 14010044080
Judul                                     :
Pengaruh Media Big Book Terhadap   Penguasaan Kosa Kata Siswa Autis Kelas II di SDN Inklusi Lidah Wetan II
Ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.



Surabaya, 17 Desember 2016
Pembimbing,

Dr. Yuliyati,M.Pd
NIP : 195707121983032013






BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia dan upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah telah merumuskan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menerangkan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapat tujuan yang diharapkan bersama yaitu:
                “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
                Jadi pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja               agar anak didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselenggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal 17 ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah dan pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat  serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat
                Sekolah dasar adalah salah satu pendidikan dasar yang harus di lakukan oleh anak-anak indonesia sebagai bekal untuk hidup di lingkungan masyarakat. Setiap anak diwajibkan untuk mengikuti sekolah dasar. Inilah program yang dicanangkan pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun.
                Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusi bagi pesertadidik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa. Peraturan menteri tersebut memuat dengan lengkap rambu-rambu mengenai pendidikan inklusi mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Salah satu yang tercatat dalam kebijakan ini adalah mengenai kewajiban pemerintah daerah kabupaten/kota untukmenunjuk minimal satu sekolah yang harus menyelenggarakan pendidikan inklusi.
                Saat ini sekolah inklusi di Surabaya telah mencapai 50 sekolah. Meskipun di dalam data pemerintahan kota Sekolah Dasar tersebut telah menjadi sekolah inklusi,akan tetapi pada kenyataan di lapangan Sekolah Dasar tersebut masih belum melaksanakan inklusi dengan baik. Beragam alasanpun muncul dari pihak sekolah maupun luar sekolah. Mulai dari tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang kurang sampai dengan kekhawatiran orang tua pada anaknya yang satu sekolah dengan siswa berkebutuhan khusus.
                Oleh karena itu masih banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan sekolah dalam menjalankan pendidikan inklusi di sekolah dasar. Bangsa kita juga dapat melihat penerapan pendidikan inklusi di negara-negara yang telah suksek melaksanakan pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi memberikan dampak yanng sangat positif bagi siswaberkebutuhan khsus, karena tembok antara anak normal dan anak berkebutuhan khusus sudah mulai hilang sehingga hal ini dapat meningkatkan sosialisasi siswa berkebutuhan khusus.
                Di Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan satu per 250 anak mengalami autisme. Tahun 2015 diperkirakan terdapat kurang lebih 12.800 anak penyandang autisme dan 134.000 penyandang autisme di Indonesia. Autisme adalah kelainan perkembangan saraf pada seseovangyang kebanyakan diakibatkan oleh faktor keturunan. Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak  sehingga menyebabkan otak tersebut tidak berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku penyandang autisme. Sehingga gangguan tersebut berdampak pada sosial, perilaku dan komunikasi anak autis termasuk juga pada penguasaan kosa kata.
                Anak autisme mempunyai hak untuk dapat belajar disekolah inklusi seperti sekolah dasar. Karena siswa autis mengalami gangguan pada otaknya , maka strategi dalam pembelajarannya sudah pasti berbeda dengan siswa reguler. Baik itu dari segi penyampaian materi guru, media pembelajaran yang digunakan, maupun posisi duduk siswa autis. Hal-hal tersebut harus direncanakan secara matang sebelum proses pembelajaran berlangsung.
                Akhir-akhir ini sedang marak pembelajaran literasi. Literasi merupakan kualitasatau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun tidak hanya sekedar kemampuan baca tulis saja, tetapi juga berbicara, berfikir kritis, berhitung,menalar, memecahkan masalah, melek visual ( kemampuan untukmengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual). Dalam pembelajaran literasi media  yang digunakan bermacam-macam, ada big book,mini book, wordwall, flipchard, pojok buku dan lain-lain.
                Telah dijelaskan bahwa siswa autis mengalami kesulitan penguasaan kosa kata, apalagi masihkelas satu sekolah dasar. Maka dari itu, mulai dini siswa autis di beri pelajaran yang memudahkan mereka untuk memahami kosa kata yang ada. Untuk itu media yang diperlukan harus tepat dan efektif. Salah satu media yang dapat digunakan adalah big book.
Big book adalah buku besar yang berisi cerita dan gambar. Dengan adanya tulisan dan gambar yang besar dan menarik,maka diharapkan siswa autis memiliki minat untuk membaca. Terlebih lagi untuk memudahkan anak autis memahami kosa kata. Isi cerita dengan menggunakan bahasa yang singkat padat dan jelas.
Berdasarkan uraian tersebut maka masalah pengaruh media bigbook terhadap penguasaan kosa kata siswa autis kelas 1 sekolah dasar inklusi perlu diteliti.


B.      RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1.       Bagaimana pembelajaran literasi dengan menggunakan media big book?
2.       Bagaimana penguasaan kosa kata siswa autis kelas 1 di SDN inklusi Lidah Wetan 1 Lakarsantri?
3.       Adakah pengaruh media big book terhadap penguasaan kosa kata siswa autis kelas 1 di SDN inklusi Lidah Wetan 1 Lakarsantri?

C.      TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu:

1.       Mengetahui pembelajaran literasi dengan menggunakan media big book.
2.       Mengetahui tentang penguasaan kosa kata siswa autis kelas 1 di SDN inklusi Lidah Wetan 1 Lakarsantri.
3.       Mengetahui pengaruh media big book terhadap penguasaan kosa kata siswa autis kelas 1 di SDN inklusi Lidah Wetan 1 Lakarsantri.

D.     MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1.       Bagi Universitas Negeri Surabaya

Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang media big book dapat mempengaruhi penguasaan kosa kata siswa autis.

2.       Bagi SDN inklusi Lidah Wetan 1 Lakarsantri

dengan mengetahui pengaruh mdia big book terhadap penguasaan kosa kata siswa autis maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.

3.       Bagi Guru

Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi pembelajaran serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui bahwa menggunakan media big book dapat meningkatkanpenguasaan kosa kata siswa autis.

4.       Bagi Siswa

Dengan mengetahui pengaruh media big book terhadap penguasaan kosa kata siswa autis maka diharapkan siswa akan meningkatkankosa kata yang sebanyak-banyaknya.

5.       Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambahwawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta pengetahuanyang yang lebih mendalam tentang bidang yang dikaji yaitu tentang literasi.

E.       BATASAN PENELITIAN

Dalam penelitian di SDN Lidah Wetan 1 Lakarsantri ini peneliti hanya membatasi pada hal-hal tertentu saja yaitu:

1.       Penelitian ini hanya menggunakansample siswakelas 1 SDN inklusi tahun pelajaran 2016/2017 yang terdapat anak autis.

2.       Materi pembelajaran yangdigunakan adalah materi SD kelas 1 semester 2

F.       ASUMSI

Menurut PPKI (2000: 13) “ asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan dalam melakukan penelitian”.

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan beberapa asumsi dasar sebagai berikut:

1.       Media big book sangat efektif untuk pembelajaran
2.       Siswa autis dapat bersosialisasi dengan siswa reguler
3.       Semua siswa memperoleh fasilitas dan kesempatan yang sama dalam belajar di sekolah
4.       Anak autis memilliki kesulitan dalam menguasai kosa kata
5.       Sekolah telah menerapkan pendidikan inklusi



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      HAKIKAT BELAJAR

             Menurut Piaget dalam Suparno (2001), belajardalam arti sempit adalah hanya menekankan perolehan informasi barudan pertambahan, belajar itu bersifat pasif. Belajar dalam arti luas adalah belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan dalam bermacam-macam situasi. Ia menekankan lebih kepada siswa aktif.

             Menurut Bruner dalam Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (2004:7), belaja merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Teori Bruner tentang kegiatan belajar manusia tidak terkait dengan umur atau tahapan perkembangan.
            
             Menurut Vygotsky dalam dalam Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (2004:21), interaksi sosial merupakan faktor yang terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang. Interaksi dengan orang lain memberikan rangsangan dan bantuan bagi siswa untuk berkembang.




B.      MEDIA PEMBELAJARAN

             Media merupakan komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2002). Menurut Usman media atau alat peraga pembelajaran adalah alat yang digunakan guru dalam pembelajaran untuk membantu memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya verbalisme. Karena pembelajaran yang menggunakan verbalisme cenderung membosankan bagi anak, sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik bila siswa gembira atau senang dalam belajar karena mereka merasa tertarik dan mengerti apa yang dipelajari (Waluya, 2006)

             Menurut Levie & Lenz dalam Arsyad (2002) mengemukakan 4 fungsi media pengajaran, khususnya dalam hal ini media visual adalah:

1.       Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2.       Fungsi afektif, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar menggunakan teks bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

3.       Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4.       Fungsi kompensatoris, terlihatdari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dapat membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

C.      BIG BOOK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

                Menurut Piaget dalam supomo (2001), ada empat perkembanga kognitif anak yaitu taha sensori motor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional konkret. Berdasarkan pendapat Piaget tersebut anak SD kelas 1 yang berada pada usia tujuh sampai sebelas tahun berada pada tahap operasinal konkret, sehingga pada pembelajaran bahasa khususnya pembendaharaan kosa kata yang membutuhkan pemikiran abstrak mengalami kesulitan. Dengan demikian guru hendaknya bisa membantu mengkonkretkan permasalahan ini dengan menggunakan media pembelajaran.

                Pada penelitian ini akan dikembangkan sebuah media yang dapat membantu siswa menguasai kosa kata sebanyak-banyaknya dengan media big book. Buku besar atau big book adalah merupakan buku cerita yang berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, untuk memungkinkan kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa. Big book memperkaya bahasa lisan khususnya penguasaan kosa kata melalui membaca permodelan. Buku ini mempunyai ciri penuh dengan warna-warni, gambar yang menarik, mempunyai kata atau plot yang dapat ditebak, dan memiliki pola teks yang berirama untuk dapat dinyanyikan, ukuran minimal 60 x 45 cm, berisi 10-15 halaman.

                Menurut Aisyah (2002) dalam pembuatan big book ada beberapa tahapan yanng harus dilalui diantaranya:

1.          Menyiapkan konsep cerita yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, ide cerita, teks dan gambar yang mewakilli teks tersebut.

2.          Membuat ilustrasi gambar dan teks

3.          Uji implementasi big book

D.     PENGERTIAN AUTIS

                Setiap orang tua menginginkan anak yang dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan pintar. Namun tidak semua harapan orang tua memiliki anak yang normal dan sehat dapat terwujud. Sebagian orang tua mendapat anak yang memiliki kekhususan. Salah satu bentuk kekhususan itu adalah gangguan autis. Autis merupakan gangguan pervasif yang mencakup gangguan-gangguan dalam komunikasi verbal dan non-vevbal, interaksi sosial, perilaku dan emosi (Sugiarto, dkk, 2004). Lebih lanjut Judarwanto (2006) menjelaskan bahwa autis merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosisal.

                Gejala autis biasanya sudah tampak pada usia 3 tahun, antara lain dengan tidak adanya kontak mata dan tidak menunjukkan respon terhadap lingkungan. Jika tidak ssegera dilakukan terapi, setelah usia 3 tahun  perkembangan anak terhenti bahkan cenderung mundur seperti tidak mengenalovang tuanya dan tidak mengenal namanya (Suharso, 2004).

                Diperkirakan setiap tahun penyandang autis di Indonesia meningkat,akan tetapi belum diketahui secara konkret berapa jumlah penyandang autis. Penyebab anak mengalami autis masih belum diketahui secara pasti akan tetapi menurut beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena terdapatgangguan biokimia, ahli lain berendapat bahwa autis disebabkan oleh gangguan psikiatri, tetapi ada juga yng berpendapat disebabkankarena vaksin MMR (Mumps, Measles, dan Rubela), walau ada ahli yang membantah pendapat tersebut (Widodo, 2008). Namum dalam beberapa penelitian dapat disimpulkan faktor yang menyebabkan anak mengalami autis, yaitu
1.       Virus seperti tokso, rubela dan CMV, dan herpes simplex
2.       Gizi atau nutrisi yang buruk, keracunan dan pendarahan waktu ibu hamil
3.       Gangguan pencernaan atau metabolisme yang merusak atau mengganggu sel-sel otak
4.       Faktor genetik yaitu pada anak kembar satutelur, abnormal kromosom X


               
E.       PENDIDIKAN INKLUSI

                Pendidikaninklusi merupakan modelpendidikan yang memberi kesempatan bagi siswa yang berkebutuhan khusus untuk belajar bersama siswa-siswa lain seusianya yanng tidak berkebutuhankhusus. Pendidikanini lahiv atasdasav prinsip bahwa layanan sekolah seharusnya diperuntukkanuntuk semua siswa tanpamenghiraukan perbedaan yang ada, baik siswa dengan kondisi kebutuhankhusus, perbedaan sosial, emosional, cultural maupun bahasa (Florian,2008).  Atas dasar pengertian dan dasar pendidikan inklusi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang berusaha mengakomodasi segala jenis perbedaan dari peserta didik. Secara konseptual dan paradigmatis, Farrel (2008) mengidentifikasi karakter akomodatif pendidikan inklusi sebagai berikut:

1.       Pendidikan inklusi mau merekrut semua “jenis” siswa

             Pendidikan inklusi tidak mengenal homogenitas sekelompok siswa. Implikasinya adalah pendidikan inklusi tidak mengenal tes penyetaraan baik kemampuan akademik maupun kemampuan non akademik bagicalon siswa, dan tidak pula mengenal istilah “mengeluarkan” siswa dari sekolah karena bermasalah

2.       Pendidikan inklusi menghindari semua aspek negatif labeling

             Salah satu dampak buruk dari labeling adalah munculnya inferioritas bagi pihak yang diberi labelnegatif. Perasaan inferioritas akan mengganggu setiap aspek kehidupan merekatermasuk pendidikan. Pendidikan inklusi berusaha menghindari label negatif dengan mengubah label yang ada.

3.       Pendidikan inklusi selalu melakukan check and balance

             Check and balance dalam pendidikan inklusi melibatkan pihak-pihak yang tekait dengan kepentingan siswa, yakni orang tua, masyarakat (komite sekolah), serta para ahli yang terkait dengan karakteristik khusus (Farrel, 2008).

F.       HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalh penelitian dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalambentuk kalimat pernyataan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah media big book memiliki pengaruh dalam meningkatkan penguasaan kosakata anak autis kelas 1 SDN inklusi II Lidah Wetan



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      PENDEKATAN PENELITIAN

             Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen dengan menggunakan rancangan pre and post test without control (rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok), dimana penguasaan kosakata diukur sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu berupa pembelajaran dengan menggunakan media big book. Dengan adanya pre test dan post test maka akan nampak apakah terdapat pengaruh penggunaan media big book terhadap penguasaan kosa kata anak autis.

B.      SUMBER DATA DAN DATA PENELITIAN

Sumber Penelitian
             Penelitian ini dilakukan di:
Nama sekolah          : Sekolah Dasar Negeri Lidah Wetan II
NSS                              : 101056019007
Tanggal pendirian  : 31 Desember 1977
Status sekolah           : Negeri
Akreditasi                  : A
Kepala Sekolah         :Drs. H. Qomaruddin, M.Pd.I
Alamat sekolah        : Jl. Lidah Wetan No. 27A
Kecamatan                 : Lakarsantri
Desa/kel                     : Lidah Wetan
Kota                              : Surabaya
Kode pos                     : 60213
Telp                              : 7522855

             Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak autis yang berada dikelas satu yang berjumlah 2 orang. Sumber informasi berasal dari anak autis itu sendiri, teman satu kelas, dan guru kelas satu.

Data Penelitian
              
Anak autis 1
Nama                          : Andar Wati
Tanggal lahir            : 24 September 2009
Umur                           : 7 tahun
Hasil asesmen          : Anak menyandang autis dengan IQ 79. Di dalamkelas anak cenderung pasif dan mengalami kesulitan bersosialisasi dengan temannya. Anak mau mengerjakan tugas, akan tetapi tidak sampai selesai. Penguasaan kosakata sangat kurang, anak mampu kata-kata sederhana, seperti makan minum, ayah, ibu.


Anak autis 2
Nama                          : Meyla Setya Paramita
Tanggal lahir            : 2 Desember 2009
Umur                           : 7 tahun
Hasil asesmen          : Anak menyandang autis dengan IQ 85. Di dalam kelas anak cenderung aktif dan saat dikelas anak sering meninggaalkan tempat duduk. Anak mau mengerjakan tugas, akan tetapi tidak sampai selesai. Anak menyukai gambar-gambar. Penguasaan kosa kata masih kurang. Anak hanya mampu memahami kata-kata sederhana.

C.      INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

             Sugiyono (2009:148) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian digunakan untuk mengukur apakah ada pengaruh dan sejauh mana media big book berperan dalam meningkatkan penguasaan kosa kata anak autis. Alat yang digunakan peneliti sebagai pengumpul data yaitu tes unjuk kerja dan lembar pengamatan. Berikut instrumen penelitian yang digunakan.

1.     Tes Unjuk Kerja
                                Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan tesunjuk kerja dikarenakanaspek yang diukur adalah kemampuan penguasaan kosakata. Siswa satu per satu diminta untuk membaca bacaan yang ada dalam big book. Sementara itu peneliti menilai siswa yanng sedang membaca. Dan kemudian melakukan tanya jaawab dengan siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan kisi-kisi instrumen penilaian pemahaman dan penguasaan kosa kata supaya hasil yang didapatkan sesuai. Kisi-kisi instrumen penilaian kepada siswa secara obyektif. Berikut kisi-kisi pemahaman dan penguasaan kosa kata

Kisi-kisi pemahaman dan penguasaan kosa kata
No
Unsur yang Dinilai
Skor Maksimum
1
Ketepatan dalam membaca
20
2
Ketepatan dalam menjawab pertanyaan peneliti
20
3
Kemampuan memahami kosakata
30
4
Kemampuan mengingat kosakata
30
Jumlah
100

Klasifikasi hasil tes pemahaman dan penguasaan kosakata
No
Angka
Kriteria
1
80-100
Sangat Baik
2
66-79
Baik
3
56-65
Cukup
4
40-55
Kurang

2.     Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan ditujukan untuk memperoleh segala informasi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung . Lembar observasi ini disusun oleh peneliti. Lembar pengamatan berisi seluruh kegiatan siswa dengan peneliti dalam proses pembelajaran penguasaan kosakata dengan menggunakan media big book. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut lembar pengamatan yang digunakan.


Lembar Pengamatan Siswa Selama Pembelajaran Penguasaan Kosakata Melalui Media Big Book
No
Aspek yang Diamati
Skor
1
2
3
4
1
Siswa mengamati big book yang dipegang oleh peneliti




2
siswa memperhatikan peneliti mencocokkan gambar dengan cerita yang dibacakan




3
Siswa memperhatikan peneliti membacakan big book




4
Siswa membaca big book bersama dengan peneliti




5
Siswa membaca big book satu persatu




6
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti




7
Siswa mengingat kosakata yang baru dibacakan pada big book




Keterangan:
1 = tidak
2 = Kurang
3 = Baik
4 = Sangat baik

D.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA

             Untuk memperoleh data-data yang diinginkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik yaitu:

1.          Tes
Menurut Arifin (2009:22) tes ialah teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikevjakan atau dijawab oleh peserta didik, dimana jawaban tersebut menghasilkan nilai bagi mereka. Dalam hal ini peneliti memberikan tes sebanyak 2 kali yaitu pre test dan post test

2.          Pengamatan/ observasi
Menurut Arifin (2009:49), Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis,logisdan rasional mengenai fenomena-fenomena yang disellidiki. Dalam hal ini  yang disellidiki adalah kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa.

E.       TEKNIK ANALISIS DATA

             Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data terkumpul.kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan datadari tiap variabel yang diteliti,melakukan perhitungan untuk menjaawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yangtelah diajukan
            
             Analisis data dalam penellitian ini dengan menbandingkan hasil pretest dan posttest, apabila terdapat kenaikan kosata yang dikuasaianak autis berarti penggunakan media big book ini memilliki pengaruh terhadap penguasaan kosakata anak autis.



DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Krisna. 2016.”Efektivitas Metode Steinberg Dengan Media Big Book Terhadap Keterampilan Membaca Nyaring”. Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 2, No. 1 ISSN: 2442-7470
Bektiningsih, Kurniana. 2009. “ Program Terapi Anak Autis Di SLB Negeri Semarang”. Jurnal Kependidikan, Volume XXXIX, Nomor 2
Mutdasir, Rusli, Hanum.”Terapi Visual Terhadap Perkembangan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autis”. Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371
Supartini, Endang. 2009.” Program Son-rise untuk Pengembangan Bahasa Anak Autis”. Jurnal Pendidikan Khusus Vol 5 No. 2
Wardani, Desi Sulistyo. 2009. “ Strategi Coping Orang Tua Menghadapi Anak Autis”.Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi Vol. 11, No. 1: 26-35